Ougkhhh…
Sanggupkah aku melangkah dengan himpitan kesesakkan di hari-hari depan?
Oh kenapa ruang langit enggan mengusir panas menyengat oleh mentari yang selalu memberi kehidupan? mungkinkah kerangka-kerangkanya telah rapuh akan ketuaannya? Yah kepulan-kepulan itu telah merusak sebagian dari lapisan langit dan menghambat sirkulasi udara dalam suaka hidup sejuta makhluk.
Jutaan hektar lahan hijau menjelma tandus dan gersang. Tidak itu saja, tapi proses penjelmaannya yang berupa asap saling berlomba merobek dan mencabik lapisan ozon bumi, ditambah lagi dengan polusi jutaan kendaraan dan cerobong-cerobong pabrik yang tegak berdiri menghadap langit.
Tapi apakah kendaraan dan pabrik-pabrik yang menjadi faktor utama dari itu semua? Ataukah karena ulah manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab? Ah aku masih sangsi dengan itu semua karena sebagian dari manusia bumi yang mengaku bersih dari kesalahan, secara tidak langsung turut mengambil andil dalam proses penghancuran di bumi yang hampir penuh dengan nisan ini. Dalam sehari, berjuta-juta bahkan bermiliar-miliar batang rokok yang terhisap menjadi asap dan terbang menuju langit. Bagaimana kalau seminggu? Sebulan? Setahun? Sewindu? Seabad? Ah aku tidak mau memikirkan hal-hal yang membuat diriku malu dan berdosa, sebab aku adalah satu dari jutaan umat perokok dunia. Tapi setidaknya aku sadar kalau telah membakar matahari dengan sejumlah rokok yang dengan lembut, penuh penghayatan dan tanpa rasa berdosa atau bersalah ketika menghisap dan menyembulkan asap dari mulutku.
Label: Tulisan

0 komentar:
Posting Komentar