Assalamualaikum

Tangan tengah asik menekan tuts keyboard, tiba-tiba Hpku tergetar dari dalam celana jeansku. keasyikan mengutak-atik template blog, menghadirkan rasa malas untuk membaca SMS yang masuk. Tapi yah namanya juga penasaran, akhirnya SMS itu aku baca. Tidak ada kalimat atau kata-kata lain, hanya gambar yang bertuliskan bahasa Arab "Assalamualaikum". Mulanya enteng saja, hanya rasa bingung dalam hati karena tidak ada nama pengirirm dan hanya nomor yang tertera dilayar Hp. Betapa tidak, suasana gaduh dan bergemuruh didalam hati membuat semua organ dalam tubuhku terhenti sesaat setelah mengamati nomor dari pengirim yang tak bernama.

Sekilas berkelebat bayangan-bayangan usang dalam benakku. Rasa tak percaya selalu hadir dan terenyahkan oleh kenyataan. "Apa yang terjadi?" cuma pertanyaan itu yang tercetus pelan dari bibirku. Setelah apa yang terakhir ia katakan, semua berkas, file-file penting tentang dia telah aku delete dari memory otak, sebab proyek besarku untuk menyandingnya telah terhambat total dan tak mendapat persetujuan darinya. Yah...apa boleh buat.

Setelah lama terjebak dalam permainan Labyrinth otak dan benak, aku memutuskan untuk berhenti bertanya-tanya pada diri sendiri. Dan SMS yang tadi terjawab dengan "Waalaikumsalam".

Ternyata tak semudah itu. Walau tak ada balasan dari seberang, tetap saja kosentrasi kerjaku telah kacau. Dan seperti biasanya, expand widget, log out, close, turn off and tidur...

Pikiarnku kembali normal dengan segelas kopi disamping kanan. Kerja semalam yang belum usai kini mendekati finish dengan hasil yang lumayan. Hpku kembali tergetar, suara bayi tertawa menandakan kalau seorang sahabat memanggil. Nama salah seorang senior tertera di layar. "Assalamualaikum" suara dari seberang. "Waalaikumsalam" aku menyahut.

Percakapan panjang terjadi, sesekali aku tertawa, terdiam, bertanya dan syok. Topik yang dibicarakan adalah tentang SMS semalam. Ternyata bukan cuma aku yang mendapatkannya melainkan lebih dari aku seorang. cemburu juga sih...

Rasa tidak nyaman kembali menggerogoti alam sadarku. Maksud dari SMS semalam adalah untuk berpamitan. Sang pengirim bermaksud Hijrah dari masa lalunya. Tapi bukan itu yang membuat ketidaknyamananku. Dia bermaksud Hijrah, justru sebagian besar karena aku. Menurut nalarku, ini tidak masuk akal. Setelah sekian lama interaksi kami terputus, bahkan aku telah lupa akan hal-hal yang lalu, dan berusaha untuk berhenti memecahkan mistery dirinya. Kok aku yang menjadi sumbernya? wah tidak adil...

"Seharusnya kamu bersyukur, karena dia lebih memilih Tuhanya dari pada mengotori hatinya dengan masa lalu. Dia telah Hijrah Total" Seniorku memberi pengertian

"Tapi itu tetap saja membuat saya tersudut. Aku tidak mau menjadi orang yang munafik sebab sampai saat ini, cuma dialah yang tersisa. Andaikan dia tahu apa yang aku lakukan, jangankan untuk mengganggunya, memikirkannya semenit saja, itu sudah jarang terjadi" kataku

"Sudahlah, jika kamu masih benar-benar ingin bertemu, perbanyaklah berdoa, mintalah pada Sang Maha Pemberi. Perempuan yang kau idamkan adalah perempuan yang bersih hatinya. Assalamualaikum"

Percakapan terhenti, dan aku cuma pasrah...
Yah mau apalagi? Hanya doa dari surgalah yang akan mempertemukanku kembali...

0 komentar: