Beberapa tahun yang lalu tempat itu adalah sebuah lembaga akademika, namun karena pemerintah yang sok kaya dengan harta pinjaman dari beberapa negara karibnya atau karena rakyatnya yang sudah tidak membutuhkan pelajaran dan pengajaran, tempat yang luasnya kurang lebih 3 hektar itu akhirnya menjadi puing-puing bersejarah setelah lima tahun menampung calon-calon pendidik dari berbagai daerah.
Kurang lebih 13 tahun lamanya tak terurus, rangka atas sebagian besar bangunan telah ambruk karena tak sanggup lagi menahan beban atap genteng yang terbuat dari bahan semen, begitu pula dengan taman yang dulu penuh dengan bunga dan dekorosai indah, kini terselimuti oleh tumbuhan-tumbuhan liar yang entah siapa penabur benihnya. Lahan yang pernah menampung calon pengajar dan intelek-intelek negara itu, kini telah menjadi hutan belukar yang dilindungi oleh pemerintah setempat.
Sayangnya, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ingin mendirikan sebuah Sekolah Alam di lokasi tersebut harus terusir oleh seorang “pejabat” setelah beberapa bulan merenovasi sebagian dari lahannya. Padahal, LSM tersebut telah mendirikan beberapa bangunan kelas, kantor, sarana Out Bound dan Play Gruond.
Sekarang lokasi itu akan kembali menjadi suaka bagi hewan liar, menjadi museum sampah bagi penduduk setempat dan berpeluang menjadi obyek lokalosasi liar…
Bagi pihak yang merasa tersinggung akan Kata dan Bahasa tulisan ini, kiranya sudi untuk menitipkan komentar masing-masing…
Kurang lebih 13 tahun lamanya tak terurus, rangka atas sebagian besar bangunan telah ambruk karena tak sanggup lagi menahan beban atap genteng yang terbuat dari bahan semen, begitu pula dengan taman yang dulu penuh dengan bunga dan dekorosai indah, kini terselimuti oleh tumbuhan-tumbuhan liar yang entah siapa penabur benihnya. Lahan yang pernah menampung calon pengajar dan intelek-intelek negara itu, kini telah menjadi hutan belukar yang dilindungi oleh pemerintah setempat.
Sayangnya, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ingin mendirikan sebuah Sekolah Alam di lokasi tersebut harus terusir oleh seorang “pejabat” setelah beberapa bulan merenovasi sebagian dari lahannya. Padahal, LSM tersebut telah mendirikan beberapa bangunan kelas, kantor, sarana Out Bound dan Play Gruond.
Sekarang lokasi itu akan kembali menjadi suaka bagi hewan liar, menjadi museum sampah bagi penduduk setempat dan berpeluang menjadi obyek lokalosasi liar…
Bagi pihak yang merasa tersinggung akan Kata dan Bahasa tulisan ini, kiranya sudi untuk menitipkan komentar masing-masing…
Label: Tulisan
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar